LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA LEBAH MADU
Oleh
Dony Sudiarta Pratama
(C1L013025)
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat
mengikuti laporan akhir dan syarat untuk kelulusan mata kuliah HHBK.
Mataram, 27
Desember 2014
Mengetahui,
Co.Ass I,
(Januardi)
C1L012037
Praktikan, Co.Ass II,
(Dony Sudiarta Pratama) (Herman Prasetyo)
C1L013025 C1L012025
KAT
A PENGANTAR
Dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan,
kita tidak hanya dituntut mengetahui dan memahami Ilmu Pengetahuan yang
dipelajari, tetapi juga harus bisa memaknai pengetahuan itu, sehingga mampu
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
dan dapat menyusun laporan ”Praktikum Hasil
Hutan Bukan Kayu”. Guna memenuhi tugas mata kuliah Hasil Hutan Bukan Kayu.
Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu/Bapak Dosen dan Co.Ass yang telah membimbing dan memberikan
pelajaran mata kuliah HHBK,
tak lupa pula ucapan trima kasih kepada semua
pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan HHBK ini.
Penulis mengharapkan dengan
adanya laporan HHBK
ini mampu mengembangkan motivasi belajar yang lebih tinggi. Penulis menyadari
bahwa laporan HHBK
ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnan laporan HHBK ini. semoga laporan ini berguna bagi
pembelajaran selanjutnya dan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Mataram, 27 Desember 2014
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................... i
HALAMAN
PENGESAHAN..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iii
DAFTAR
ISI................................................................................................................ iv
DAFTAR
GAMBAR.................................................................................................... v
BAB. I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan
Praktikum............................................................................... 1
BAB. II TINJAUAN
PUSTAKA........................................................................... 2
2.1 Lebah Madu Trigona
sp....................................................................... 2
2.2 Budidaya Lebah
Madu......................................................................... 2
2.3 Permasalahan Budidaya Lebah
Madu.................................................. 3
2.4 Persyaratan Budidaya Lebah Madu..................................................... 4
BAB. III METODOLOGI
PRAKTIKUM........................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................. 6
3.2 Alat dan
Bahan...................................................................................... 6
3.2.1 Alat....................................................................................................... 6
3.2 Prosedur
Kerja...................................................................................... 6
BAB. IV HASIL DAN
PEMBAHASAN.............................................................. 8
4.1 Gambar dan
pembahasan..................................................................... 8
BAB. V
PENUTUP............................................................................................. 12
5.1
Kesimpulan........................................................................................... 12
5.2
Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pembelahan
Bambu................................................................................ 8
Gambar 2. Pemanenan............................................................................................. 9
Gambar 3. Pemindahan
1......................................................................................... 10
Gambar 4. Pemindahan 2......................................................................................... 11
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya
lebah madu telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia,
khususnya yang tinggal di pedesaan dan sekitar hutan. Mereka mengenal dengan
baik tradisi budidaya lebah madu, khususnya jenis lokal Apis cerana, meskipun
dalam bentuk dan teknik sederhana. Pada tahun 1970- an, diprakarsai oleh Pusat
Apiari Pramuka, mulai dikembangkan budidaya lebah madu secara modern
menggunakan jenis lebah eropa (A. mellifera) yang didatangkan dari Australia (Hamzari.
2007)
Lebah
Trigona sp adalah jenis lebah yang dikembangkan di indonesia, hidup di lereng
gunung, hutan, dekat sungai, dan tempat yang banyak vegetasi pohon, meski
ukuran lebah yang relatif kecil namun menghasilkan madu yang lumayan banyak,
sarang dari lebah ini secara umum ditemukan di bambu yang masing-masing bambu
tempat sarang lebah ini memiliki ratu yang ukurannya dua kali lebih besar dari
pada lebah pekerja.
Sedangkan warna madunya kuning kehijauan. Akan
tetapi di beberapa tempat juga bisa kuning kecoklatan tergantung
dari makanan atau bunga apa yang lebah makan.
Kondisi
geografis sangat mempengaruhi budidaya lebah madu di mana lebah madu Trigona
lebih menyukai ketinggian tempat, lebih menyukai suhu yang lebih dingin atau
hangat dalam keadaan tertentu dengan banyak tajuk pohon, dan juga lebih
menyukai kesunyian, tanpa bising, tanpa asap yang mengganggu dalam kehidupan
lebah madu itu sendiri.
Di
bidang Kehutanan tentu budidaya lebah madu sangat berguna untuk menjaga
kelestarian hutan sehingga masyarakat di sekitar hutan tidak menebang pohon
sebagai mata pencarian mereka. Melalui praktikum Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ini
semua pembahasan lebih mengenai lebah madu bisa didapatkan, sehingga menunjang
kuliah khususnya dibidang kehutanan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari
praktikum Hasil Hutan Bukan Kayu ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara
memindahkan ratu lebah madu.
2. Untuk mengetahui cara
pemanenan lebah madu.
3. Untuk mengetahui cara
pembelahan sarang lebah madu hingga terlihat ratu
4. Untuk mengetahui makanan dan tempat hidup lebah
madu.
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lebah Madu Trigona
sp
Lebah madu adalah serangga
sosial kaya manfaat, semua yang dihasilkan oleh lebah madu dikenal berkhasiat
untuk kesehatan. Dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukkan dalam ordo
Hymenoptera yang artinya “sayap bening”. Dalam ordo ini terdapat 100.000
species serangga, termasuk lebah, tawon, semut dan rayap. Di dunia ada 7 species lebah madu yang sudah diketahui,
yaitu : Apis dorsata, Apis Laboriosa,
Apis Mellifera, Apis Florea, Apis Andreniformis, Apis Cerana dan Apis
Koschevnikovi. Akhir-akhir ini ditemukan lagi species lebah madu baru yaitu
Apis Nigrocincta di Sulawesi dan Apis Nuluensis di Kalimantan. Dengan
ditemukannya dua species baru, jenis lebah yang telah dilaporkan ada sembilan. (Sihombing,
DTH.2005).
Dalam suatu kelompok (disebut “koloni”)
terdapat tiga “kasta”, yaitu lebah ratu, lebah betina (juga dikenal sebagai
“lebah pekerja”) serta lebah jantan. Setiap kasta lebah mempunyai tugas
masing-masing. Lebah ratu hanya satu ekor dalam setiap koloni dan mengawal
semua kegiatan lebah betina dan lebah jantan. Komposisi kromosomnya diploid
sehingga dapat menghasilkan keturunan. Badannya lebih besar karena sejak masih
dalam bentuk larva ia diberi makan royal jelly yang kaya akan khasiat. Tugas
utamanya ialah kawin dan bertelur. Lebah ratu yang aktif mampu bertelur
kira-kira 2.000 butir sehari. Harapan hidup lebah ratu ialah tiga tahun. Lebah
betina atau lebah pekerja mengumpulkan serbuk sari dan nektar. Madu merupakan
produk hasil pengolahan makanan ini dalam tubuhnya dan disimpan dalam sarang
lebah untuk makanan, termasuk untuk larva dan pupa. Ada juga lebah betina yang
bertugas membersihkan sarang dan menjaga anak-anak lebah. Harapan hidup lebah
pekerja ialah tiga bulan atau lebih sedikit. Lebah betina terbentuk tanpa
melalui perkawinan (partenogenesis) dan mandul (steril) karena hanya memiliki satu set kromosom (haploid).
(Kuntadi. (2008).
2.2 Budidaya Lebah Madu
Budidaya lebah madu telah lama menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan
dan sekitar hutan. Mereka mengenal dengan baik tradisi budidaya lebah madu,
khususnya jenis lokal Apis cerana, dan Lebah Trigona, meskipun dalam bentuk dan
teknik sederhana (Salmah, 1992).
Pemanenan madu dapat dilakukan pada
akhir musim kemarau hingga awal musim penghujan, karena pada musim kemarau
lebah-lebah pekerja mengumpulkan nektar dari bunga yang ada di sekitar sarang. Pada
umumnya bulan-bulan panen ini berkisar antara September sampai dengan Desember
setiap tahunnya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan lapangan, diketahui
bahwa tidak ada perbedaan cara memanen madu lebah hutan dari setiap pemanen.
Untuk melakukan pemanenan memerlukan peralatan seperti parang, jerigen,
plastik, kondre (keranjang anyaman rotan), tangga dan amung (alat pengasap
sarang) (Sihombing, D.T.H. 1997).
Budidaya lebah madu akan berhasil
jika lingkungan setempat sangat mendukung, yaitu tersedia banyak tanaman berbunga
/ penghasil nektar dan pollen sera cukup cadangan makanan lainnya. Penanganan
yang serius, tekun, sabar menjaga kebersihan juga merupakan salah satu faktor
pendukung keberhasilan upaya tersebut, disamping tersedianya bibit atau madu
yang cukup tersedia di sekitar lingkungan. (Hamzari. 2007).
Hamzari. 2007 menuliskan bahwa pemanen
madu melakukan pemanenan secara berkelompok yaitu 2–4 orang, dengan pembagian
kerja sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Pada umumnya ketua kelompok
berperan sebagai pemanjat dan mengarahkan anggota lainnya dalam melakukan
persiapan. Persiapan dilakukan sejak
dalam perjalanan mencari atau menuju sarang lebah dengan mengumpulkan batang
liana seperti rotan, lamollo dan salampe (bahasa lokal). Setelah menemukan
sarang yang siap panen, maka setiap anggota melaksanaksan tugasnya
masing-masing, seperti membuat kondre, memasang tangga, membuat amung, dan
pemanjat.
2.3 Permasalahan Budidaya Lebah Madu
Hasil identifikasi permasalahan yaitu
lebah yang menjadi responden menunjukkan bahwa ada enam kategori permasalahan
dalam budidaya lebah A. Mellifera dan Lebah Trigona, yaitu persoalan pakan,
dana, penyuluhan, pembinaan teknis, bibit/induk ratu, dan hama. Di antara
permasalahan tersebut, keterbatasan ketersediaan sumber pakan menduduki urutan
pertama, yaitu dikemukan oleh 78,13% responden, diikuti selanjutnya masalah
keterbatasan dana atau permodalan pada urutan kedua (59,38% responden. (Salmah,
S.1992).
Yang sering menjadi hama bagi lebah
Trigona adalah semut yang mengerumuni sarang hingga masuk ke dalam sarang yang
tidak lain gangguan semut adalah memakan telur lebah, dan memakan madu yang
terdapat dalam sarang.
2.4 Persyaratan Budidaya Lebah Madu
Slawi. 2008. Menuliskan berhasil tidaknya budidaya lebah madu tergantung dari
:
1. Ada sumber makanan ( madu /
bunga, tepungsari / pollen / bunga) ada tanaman berbunga
2. Bibit lebah madu yang baik, yaitu
anggota koloni banyak dalam datu stup / sarang minimal 6 sisiran dan
pejantan jumlahnya sedikit ( < 100 ekor )
3. Pembudidaya / peternak ( orang yang bersangkutan )
4.
Pemberian tambahan makanan pada saat perubahan cuaca.
Dalam pembuatan Stoep bahan stoep yang baik dari kayu
yang sudah kering dan tidak berbau menyengat, hal ini menghindari pindahnya koloni
lebah karena tidak betah dan pengaruh dari kayu tersebut, intinya menggunakan
kayu apa saja yang penting tidak berbau yang menyengat dan mengganggu koloni
lebah.
Slawi. 2008. Juga menuliskan cara pemindahan lebah madu
ke dalam stoep diantaranya adalah :
1.
Dari glodok/klutuk (batang kelapa yang dibuat rongga/lubang)
a). Pada umumnya lebah menyenangi tempat dibagian atas
pada sebuh klutuk dan gelap.
b). Dalam satu klutuk bisa lebih dari 1 sarang atau koloni.
c). Untuk memindahkanya, ambil klutuk yang bagian atas (yang
ada lebahnya) dengan perlan-pelan dan sebelumnya stoep disiapkan terlebih
dahulu ditempatkan pada suatu tempat (hanya bagian kotak utamanya dan tutut
atas), untuk frame diambil 2 atau 3 saja.
d). Setelah Stoep siap, klutuk yang telah diambil dibuka dan
dibalik pelanpelan tepat dibawah stoep dan dengan pelan dan halus klutuk
diketukketuk untuk mempercepat pemindahan lebah tersebut kedalam stoep.
e). Supaya betah diberi makanan tambahan berupa cairan gula
pasir/gula jawa.
2. Dari alam/rumah/koloni alami (pohon,
gua/gorong-gorong, rumah penduduk)
a). Dalam
rongga pohon yang menghadap /berada di atas
·
Dalam hal ini apabila pohon tersebut
bagian atasnya tidak berlubang. Untuk ini dibuat lubang kecil dengan garis
tengah 1 cm yang tepat dibagian bawah sisiran ini dan ini perlu diukur terlebuh
dahulu beberapa kedalamannya/terdapatnya koloni.
·
Setelah terbuat lubang kecil dengan
diameter 1 cm maka kita sediakn besek kecil/pithi dan bagian atasnya diolesi
cairan gula atau madu, kemudian ditutupkan tepat menutupi lubang kecil
tersebut.
·
Agar lebah pindah dari sarangnya kita
ganggu sedikit dengan asap obat nyamuk atau rokok lebah akan lari mencari yang
gelap dan ke atas. Karena pada lubang bagian atas ditutup besek kecil yang gelap.
·
Setelah terkumpul didalam besek, bisa
langsung dipindahkan ke stoep yang tersedia. Cara hampir sama dengan pemindahan dari klutuk, hanya berbeda pada waktu
membalik. Besek dibalik langsung di bawah stoep. Ada bagian yang ditindih
stoep. Sisiran yang ada di rongga pohon sebagian diambil dan diikatkan pada
frame yamg kosong dari stoep yang baru.
·
Selanjutnya setelah seluruh lebah berpindah semuanya dengan hatihati
stoep dipindahkan ketempat yang telah tersedia.
·
]selama 3 hari diberi makanan tambahan
b). Dari gua, gorong-gorong dan rumah penduduk.
·
Pada prinsipnya sama dengan pemindahan
dari rongga-rongga pohon
·
Selama 3 hari diberi makanan tambahan
Usahakan
pemindahan lebah dilaksanakan setelah matahari terbenam, sehingga semua koloni
lebah sudah berada dalam sarangnya.
BAB. III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan
Tempat
Praktikum Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ini dilaksanakan Tanggal 30 November 2014, pukul 7:30 - selesai, 12 Desember 2014, Pukul 14:00 - selesai, 14 Desember 2014, pukul 7:30 – selesai, bertempat Desa Keru. Kecamatan Narmada.
3.2 Alat Dan
Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum HHBK ini adalah
:
3.2.1 Alat
1. Parang
2. Kawat
3. Gergaji
4. Sendok dapur
5. Pisau
6. Mangkuk besi
7. Timbangan
3.2.2 Bahan
1. Papan stoep
2. Bambu
3.3 Prosedur Kerja
Adapun cara
kerja untuk mengetahui Budidaya Lebah Madu dalam praktikum ini adalah :
1. Disiapkan
bambu yang sudah berisi lebah madu. Yang diambil dari hutan atau tempat
budidaya.
2. Dibelah dua
atau bambu dipotong menjadi dua belahan dengan parang atau gergaji sampai terbelah
dua hingga kelihatan madu dan koloni lebah.
3. Siapkan
Stoep untuk tempat pemindahan ratu lebah
4. Dalam bambu
tersebut dicari ratu lebah, kemudian langsung dipindahkan ke dalam stoep
berserta telur-telur lebah yang dilakukan dengan pelan-pelan dan hati-hati.
5. Pengambilan
madu dilakukan dengan menggunakan sendok dapur dan pisau dengan mengiris atau
memotong sarang pada bagian yang keras namun dilakukan dengan hati-hati Dan
madunya dipindahkan ke dalam mangkuk yang telah disiapkan.
6. Setelah itu
potongan bambu disatukan lagi dan diikat dengan kawat. Sedangkan Stoep ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat awal
stoep dan koloni lebah.
7. setelah
pemindahan ke stoep dan bambu sudah disatukan lagi, maka ditaruh ketempat
semula.
8. Sedangkan
pemanenan madu dilakukan dengan menggunakan sendok dapur dan pisau.
9. Tempat
penampungan sementara madu yang sedang dipanen adalah wadah atau mangkuk/panci.
BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar Dan
Keterangan
Gambar 1. Pembelahan bambu
Ketengan : Gambar saat pembelahan bambu
dengan parang
-
Pembahasan
Pembelahan bambu sebenarnya
dilakukan oleh dua orang yaitu dua orang, dengan pembagian kerja sesuai dengan
keterampilan yang dimiliki. Pembelahan bambu dilakukan dengan
menggunakan parang, dengan cara membelah bambu menjadi dua bagian dari arah
diameter bambu. Pemotongan dilakukan dengan hati-hati karena untuk menjaga
telur dan ratu lebah di dalam bambu. Lebah Trigona berukuran tubuh yang tidak
terlalu besar dan tidak terlalu agresip sehingga dalam pembelahan bambu atau
sarang lebah tidak ada yang disengat.
Dari gambar diatas dapat dilihat
bahwa bambu dengan ukuran yang besar cendrung sulit untuk terbelah maka dari
itu digunakan keterampilan dalam membelah sehingga lebah dalam bambu tidak mati
dan telur lebah terjaga.
Gambar 2. Pemanenan
Keterangan : pemanenan lebah madu
-
Pembahasan
Pemanenan madu dilakukan oleh satu orang yang bertugas
memindahkan atau mengambil madu dengan sendok dapur, pisau dan wadah/manguk
penampung madu. Pemanenan madu benar-benar dilakukan dengan hati-hati karena
telur lebah, Ratu lebah dan semua koloni masih terdapat di dalam sarang tempat
madu yang akan dipanen. Cara pemanenan
adalah dengan mengiris atau memotong sarang pada bagian yang keras dengan pisau
sedangkan madu yang keluar diambil dengan menggunakan sendok dapur.
Sihombing, D.T.H. 1997 menuliskan bahwa pemanenan madu dapat dilakukan pada akhir musim kemarau
hingga awal musim penghujan, karena pada musim kemarau lebah-lebah pekerja
mengumpulkan nektar dari bunga yang ada di sekitar sarang. Pada umumnya
bulan-bulan panen ini berkisar antara September sampai dengan Desember setiap
tahunnya.
Namun pada lebah madu Trigona tidak
ada batasan atau tenggang waktu yang dipenuhi untuk waktu pemanenan karena
lebah madu Trigona selalu mempunyai madu tiap musinnya atau tiap bulannya.
Gambar 3. Pemindahan
Keterangan : Pencarian ratu lebah
-
Pembahasan
Pemindahan dilakukan oleh dua orang, yang satu orang
bertugas membuka dan memegang stoep tempat pemindahan dan satu orang lagi
bertugas memindahkan ratu lebah madu dari bambu ke stoep, pemindahan harus
dilakukan dengan hati-hati karena telur dan semua koloni akan dipindahkan juga
sesaat setelah dipindahkannya ratu.
Namun sebelum itu dapat dilihat pada gambar dalam
pemindahan harus dicari ratu lebah dulu, karena diketahui bahwa semua koloni
mengikuti ratu lebah sehingga kalau ratu lebah dipindahkan ke stoep maka koloni
lebah mengikutinya dan masuk ke dalam stoep juga.
Gambar 4. Pemindahan
Keterangan : Pemindahan ratu dan lebah koloni ke stoep
-
Pembahasan
Setelah dipindahkannya ratu lebah dan semua telur beserta
koloni lebah, bambu tempat semula lebah bersarang diikat atau disatukan kembali
seperti semula dengan kawat perekat. Sedangkan stoep tempat dipindahkannya
koloni lebah ditutup rapat kembali seperti semula. Setelah itu bambu dan stoep
tempat lebah madu ditempatkan pada tempat semula.
Untuk pembuatan atau kayu tempat lebah madu adalah
memperhatikan bahan stoep yang baik dari kayu yang sudah kering dan tidak
berbau menyengat, hal ini menghindari pindahnya koloni lebah karena tidak betah
dan pengaruh dari kayu tersebut, intinya menggunakan kayu apa saja yang penting
tidak berbau yang menyengat dan mengganggu koloni lebah.
BAB. V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh
dari praktikum HHBK ini adalah :
1. Pemindahan dilakukan oleh dua orang
yang bertugas memindahkan ratu lebah madu dari bambu ke stoep, pemindahan harus
dilakukan dengan hati-hati karena telur dan semua koloni akan dipindahkan juga
sesaat setelah dipindahkannya ratu.
2. Cara pemanenan
adalah dengan mengiris atau memotong sarang pada bagian yang keras dengan pisau
sedangkan madu yang keluar diambil dengan menggunakan sendok dapur.
3. Pembelahan bambu
dilakukan dengan menggunakan parang, dengan cara membelah bambu menjadi dua
bagian dari arah diameter bambu. Pemotongan dilakukan dengan hati-hati karena
untuk menjaga telur dan ratu lebah di dalam bambu.
4. yang secara umum menjadi hama bagi
lebah adalah semut yang mengerumuni sarang hingga masuk
ke dalam sarang yang tidak lain gangguan semut adalah memakan telur lebah, dan
memakan madu yang terdapat dalam sarang.
5.2 Saran
1. Sering terdapat tidak konsistennya waktu, maka dari
itu agar tetap konsisten dalam waktu, tempat, dan jadwal praktikum.
2. Sebaiknya praktikum dilakukan sebelum Mid semester.
3. Saran untuk praktikan atau yang terkait dengan
praktikum HHBK agar menjaga kebersihan dan ketertiban dalam lapangan tempat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Andalas.Slawi.
2008. Lebah Madu. Tim pelatihan
budidaya lebah madu. tegal
Hamzari. 2007. Jurnal: Identifikasi Tanaman Obat-obatan Yang
Dimanfaatkan Oleh
Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-tabo. Universitas Tadulako. Palu..
Kuntadi.
(2008). Langkah-langkah memaksimalkan
produksi dan produktivitas koloni lebah
madu. Makalah Gelar Teknologi tanggal 5-6 November 2008 di
Padang Pariaman.
Sumatera Barat. Pusat Peneltian dan pengembangan Hutan
dan Konservasi Alam.
Bogor.
Salmah,
S. (1992). Lebah, pengembangan dan
pelestariannya. (Pidato pengukuhan Guru
Besar Tetap Ilmu Biologi). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas.
Sihombing, D.T.H.2005.Ilmu
Ternak Lebah Madu.Gajah Mada University Press, Bulak
Sumur Jogjakarta.
Sihombing, D.T.H.1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gajah Mada University Press.Jogjakarta.
mohon maaf kepada teman-teman yang mendownload atau mengcopy laporan ini karena tidak terlalu lengkap dan gambar yang disediakan sering error