DASAR-DASAR MANAJEMEN
Planning
(perencanaan)
Oleh
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
UNIVERSITAS MATARAM 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Manajemen merupakan pengaturan,
penggunaan atau pengalokasian sumber daya untuk mencapai suatu tujuan secara
efisien dan efektif. Dalam mencapai tujuan manajemen memiliki fungsi dalam
setiap tahapan yang akan dilakukan. Fungsi-fungsi yang digunakan diantaranya : Planning (perencanaan), Organizing (peng-organisasian), Actuating (pelaksanaan), Controling (pengendalian) dan evolution.
Dalam Planning atau perencanaan, setiap organisasi membuat suatu rencana
tentang program kerja organisasi seperti, penetapan visi dan misi, perencanaan
pengalokasian/pengaturan sumber daya manusia, modal dan sumber daya yang
dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Setelah memiliki perencanaan yang matang,
organisasi tersebut perlu melakukan yang disebut dengan organizing atau peng-organisasian, dalam peng-organisasian
dilakukan pembagian tugas dari setiap anggota yaitu melakukan perincian seluruh
kegiatan yang harus dilaksanakan secara merata dengan kemampuan yang dimiliki
setiap anggota agar organisasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Setelah kedua fungsi di atas terdapat
fungsi Actuating atau pelaksanaan. Pelaksanaan
ini merupakan inti dari berjalannya suatu organisasi, setiap anggota bergerak
bekerja mengusahakan untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan, dalam hal
ini sangat dibutuhkan kepemimpinan atau leadership
untuk mengurus (memimpin, mencapai, dan memerintah) setiap anggota untuk
mencapai tujuan dari organisasi. Dan yang terakhir adalah Controling atau pengendalian. Pengendalian merupakan kegiatan untuk
memantau berjalannya kegiatan atau pekerjaan yang telah dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan atas tercapainya tujuan organisasi dan melakukan
korektif terhadap kemungkinan penyimpangan yang dilakukan.
Berdasarkan fungsi-fungsi manajemen di
atas kami akan membahas salah satu dari fungsi manajemen yaitu Actuating atau pelaksanaan. Dalam
makalah ini akan membahas Actuating
atau pelaksanaan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli yang membahas
tentang fungsi-fungsi manajemen.
2.
Tujuan
3.
Tinjauan
Pustaka
3.1.George R. Terry
Menurut
artikel yang di akses pada situs web studimanajemen.blogspot.com,
yang dikemukakan oleh George R.Terry “Actuating artinya menggerakkan
orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif”.
3.2.Menurut James A.F. Stoner
Menurut
artikel yang di akses pada situs web studimanajemen.blogspot.com
“Memimpin (to lead) menunjukan bagaimana para manajer mengarahkan
dan mempengaruhi bawahannya, menggunakan orang lain untuk melaksanakan tugas
tertentu, Dengan menciptakan suasana tepat, mereka membantu bawahannya bekerja
sebaik mungkin”.
3.3.Menurut
Harold Koontz & Cyril O’Donnel
Menurut
artikel yang di akses pada situs web apriedwor.blogspot.com
“Actuating adalah hubungan antara
aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan
terhadap bawahan-bawahan untuk
dapat dipahami dan pembagian
pekerjaan yang efektif
untuk tujuan perusahaan
yang nyata”.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Actuating
Dari
setiap pendapat yang dikemukakan oleh setiap ahli dalam fungsi manajemen,
ternyata tidak semua menggunakan Actuating
atau pelaksanaan dalam fungsi-fungsi manajemen. Namun masih memiliki tujuan dan
maksud yang hampir sama dengan Actuating seperti
: 1. to lead atau memimpin 2.
Actuating
yang berarti pelaksanaan atau penggerakan dalam hal ini adalah memberi motivasi
dari rencana yang sudah di buat. terdapat berbagai hal penting yang harus di
perhatikan pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar seseorang melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa
seseorang akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1.1 Merasa
yakin akan mampu mengerjakan,
1.2 Yakin
bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
1.3 Tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting,atau
mendesak,
1.4 Tugas
tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
1.5 Hubungan
antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
Itu juga ada Directing yaitu pemberian
bimbingan dan pengarahan yang sebenarnya
setelah kita ananalisis semua itu ada di dalam proses actuating atau
tata cara pelaksanaan. pelaksanan juga ara-cara pengarahan yang dilakukan dapat
berupa :
1.1 Orientasi
Merupakan
cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat
dilakukan dengan baik.Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru
dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas
berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa
orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah
dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang
membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu
diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan
perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain,
:
1.1.1.
Tugas itu sendiri
1.1.2.
Tugas lain yang ada hubungannya
1.1.3.
Ruang lingkup tugas
1.1.4.
Tujuan dari tugas
1.1.5.
Delegasi wewenang
1.1.6.
Cara melaporkan dan cara mengukur
prestasi kerja
1.1.7.
Hubungan antara masing-masing tenaga
kerja, Dst.
1.1.8.
Perintah
1.2 Perintah
Merupakan
permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan
atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
Jadi,
perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat
dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak
dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang
lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
1.2.1. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada
preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang
diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah
khusus bersifat lebih mendetail.
1.2.2.
Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan
bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus
diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan
kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari
adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan
walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya
diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
1.2.3. Perintah
formal dan informal
Perintah
formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan
tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah
informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan
ajakan.
1.3 Delegasi
Wewenang
Dalam
pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahannya.
Kesulitan-kesulitan
akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas,
misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan
keengganan bawahan untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang
Kepala Bagian Pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia
(supplier) dengan wewenang yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada
pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan
membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.