Jumat, 18 Desember 2015

Laporan Praktikum Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) - Budidaya Lebah Madu

LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA LEBAH MADU




Oleh


Dony Sudiarta Pratama
(C1L013025)





PROGRAM STUDI KEHUTANAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014




HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti laporan akhir dan syarat untuk kelulusan mata kuliah HHBK.

                                                                                                      Mataram, 27 Desember 2014



Mengetahui,

                                                                                                                  Co.Ass I,


                                                                                                                    (Januardi)
                                                                                                                   C1L012037

Praktikan,                                                                                                   Co.Ass II,


(Dony Sudiarta Pratama)                                                                        (Herman Prasetyo) 
C1L013025                                                                                         C1L012025




KAT


A PENGANTAR
Dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan, kita tidak hanya dituntut mengetahui dan memahami Ilmu Pengetahuan yang dipelajari, tetapi juga harus bisa memaknai pengetahuan itu, sehingga mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan dan dapat menyusun laporan ”Praktikum Hasil Hutan Bukan Kayu”. Guna memenuhi tugas mata kuliah Hasil Hutan Bukan Kayu.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak Dosen dan Co.Ass yang telah membimbing dan memberikan pelajaran mata kuliah HHBK, tak lupa pula ucapan trima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan HHBK ini.
Penulis mengharapkan dengan adanya laporan HHBK ini mampu mengembangkan motivasi belajar yang lebih tinggi. Penulis menyadari bahwa laporan HHBK ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnan laporan HHBK ini. semoga laporan ini berguna bagi pembelajaran selanjutnya dan bisa bermanfaat bagi kita semua.

                                     
                                                                         
                                                                                                        Mataram, 27 Desember 2014

Penyusun,



DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................................         i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................         ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................        iii
DAFTAR ISI................................................................................................................         iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................         v
BAB. I PENDAHULUAN....................................................................................           1
1.1 Latar Belakang....................................................................................            1
1.2 Tujuan Praktikum...............................................................................            1
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................         2
2.1 Lebah Madu Trigona sp.......................................................................          2
2.2 Budidaya Lebah Madu.........................................................................          2
2.3 Permasalahan Budidaya Lebah Madu..................................................        3
2.4 Persyaratan Budidaya Lebah Madu.....................................................        4
BAB. III METODOLOGI PRAKTIKUM...........................................................       6
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................           6
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................         6
3.2.1 Alat.......................................................................................................         6
3.2 Prosedur Kerja......................................................................................         6
BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................        8
4.1 Gambar dan pembahasan.....................................................................         8
BAB. V PENUTUP.............................................................................................          12
5.1 Kesimpulan...........................................................................................         12
5.2 Saran...................................................................................................           12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................           13





DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pembelahan Bambu................................................................................            8
Gambar 2. Pemanenan.............................................................................................             9
Gambar 3. Pemindahan 1.........................................................................................             10
Gambar 4. Pemindahan 2.........................................................................................             11






BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya lebah madu telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan dan sekitar hutan. Mereka mengenal dengan baik tradisi budidaya lebah madu, khususnya jenis lokal Apis cerana, meskipun dalam bentuk dan teknik sederhana. Pada tahun 1970- an, diprakarsai oleh Pusat Apiari Pramuka, mulai dikembangkan budidaya lebah madu secara modern menggunakan jenis lebah eropa (A. mellifera) yang didatangkan dari Australia (Hamzari. 2007)
Lebah Trigona sp adalah jenis lebah yang dikembangkan di indonesia, hidup di lereng gunung, hutan, dekat sungai, dan tempat yang banyak vegetasi pohon, meski ukuran lebah yang relatif kecil namun menghasilkan madu yang lumayan banyak, sarang dari lebah ini secara umum ditemukan di bambu yang masing-masing bambu tempat sarang lebah ini memiliki ratu yang ukurannya dua kali lebih besar dari pada lebah pekerja. Sedangkan warna madunya kuning kehijauan. Akan tetapi di beberapa tempat juga bisa kuning kecoklatan tergantung dari makanan atau bunga apa yang lebah makan.
Kondisi geografis sangat mempengaruhi budidaya lebah madu di mana lebah madu Trigona lebih menyukai ketinggian tempat, lebih menyukai suhu yang lebih dingin atau hangat dalam keadaan tertentu dengan banyak tajuk pohon, dan juga lebih menyukai kesunyian, tanpa bising, tanpa asap yang mengganggu dalam kehidupan lebah madu itu sendiri.
Di bidang Kehutanan tentu budidaya lebah madu sangat berguna untuk menjaga kelestarian hutan sehingga masyarakat di sekitar hutan tidak menebang pohon sebagai mata pencarian mereka. Melalui praktikum Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ini semua pembahasan lebih mengenai lebah madu bisa didapatkan, sehingga menunjang kuliah khususnya dibidang kehutanan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Hasil Hutan Bukan Kayu ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara memindahkan ratu lebah madu.
2. Untuk mengetahui cara pemanenan lebah madu.
3. Untuk mengetahui cara pembelahan sarang lebah madu hingga terlihat ratu
4. Untuk mengetahui makanan dan tempat hidup lebah madu.


BAB. II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lebah Madu Trigona sp
Lebah madu adalah serangga sosial kaya manfaat, semua yang dihasilkan oleh lebah madu dikenal berkhasiat untuk kesehatan. Dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukkan dalam ordo Hymenoptera yang artinya “sayap bening”. Dalam ordo ini terdapat 100.000 species serangga, termasuk lebah, tawon, semut dan rayap. Di dunia ada 7 species lebah madu yang sudah diketahui, yaitu : Apis dorsata, Apis Laboriosa, Apis Mellifera, Apis Florea, Apis Andreniformis, Apis Cerana dan Apis Koschevnikovi. Akhir-akhir ini ditemukan lagi species lebah madu baru yaitu Apis Nigrocincta di Sulawesi dan Apis Nuluensis di Kalimantan. Dengan ditemukannya dua species baru, jenis lebah yang telah dilaporkan ada sembilan. (Sihombing, DTH.2005).
Dalam suatu kelompok (disebut “koloni”) terdapat tiga “kasta”, yaitu lebah ratu, lebah betina (juga dikenal sebagai “lebah pekerja”) serta lebah jantan. Setiap kasta lebah mempunyai tugas masing-masing. Lebah ratu hanya satu ekor dalam setiap koloni dan mengawal semua kegiatan lebah betina dan lebah jantan. Komposisi kromosomnya diploid sehingga dapat menghasilkan keturunan. Badannya lebih besar karena sejak masih dalam bentuk larva ia diberi makan royal jelly yang kaya akan khasiat. Tugas utamanya ialah kawin dan bertelur. Lebah ratu yang aktif mampu bertelur kira-kira 2.000 butir sehari. Harapan hidup lebah ratu ialah tiga tahun. Lebah betina atau lebah pekerja mengumpulkan serbuk sari dan nektar. Madu merupakan produk hasil pengolahan makanan ini dalam tubuhnya dan disimpan dalam sarang lebah untuk makanan, termasuk untuk larva dan pupa. Ada juga lebah betina yang bertugas membersihkan sarang dan menjaga anak-anak lebah. Harapan hidup lebah pekerja ialah tiga bulan atau lebih sedikit. Lebah betina terbentuk tanpa melalui perkawinan (partenogenesis) dan mandul (steril) karena hanya memiliki satu set kromosom (haploid). (Kuntadi. (2008).

2.2 Budidaya Lebah Madu
Budidaya lebah madu telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan dan sekitar hutan. Mereka mengenal dengan baik tradisi budidaya lebah madu, khususnya jenis lokal Apis cerana, dan Lebah Trigona, meskipun dalam bentuk dan teknik sederhana (Salmah, 1992).
Pemanenan madu dapat dilakukan pada akhir musim kemarau hingga awal musim penghujan, karena pada musim kemarau lebah-lebah pekerja mengumpulkan nektar dari bunga yang ada di sekitar sarang. Pada umumnya bulan-bulan panen ini berkisar antara September sampai dengan Desember setiap tahunnya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan lapangan, diketahui bahwa tidak ada perbedaan cara memanen madu lebah hutan dari setiap pemanen. Untuk melakukan pemanenan memerlukan peralatan seperti parang, jerigen, plastik, kondre (keranjang anyaman rotan), tangga dan amung (alat pengasap sarang) (Sihombing, D.T.H. 1997).
Budidaya lebah madu akan berhasil jika lingkungan setempat sangat mendukung, yaitu tersedia banyak tanaman berbunga / penghasil nektar dan pollen sera cukup cadangan makanan lainnya. Penanganan yang serius, tekun, sabar menjaga kebersihan juga merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan upaya tersebut, disamping tersedianya bibit atau madu yang cukup tersedia di sekitar lingkungan. (Hamzari. 2007).
Hamzari. 2007 menuliskan bahwa pemanen madu melakukan pemanenan secara berkelompok yaitu 2–4 orang, dengan pembagian kerja sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Pada umumnya ketua kelompok berperan sebagai pemanjat dan mengarahkan anggota lainnya dalam melakukan persiapan.  Persiapan dilakukan sejak dalam perjalanan mencari atau menuju sarang lebah dengan mengumpulkan batang liana seperti rotan, lamollo dan salampe (bahasa lokal). Setelah menemukan sarang yang siap panen, maka setiap anggota melaksanaksan tugasnya masing-masing, seperti membuat kondre, memasang tangga, membuat amung, dan pemanjat.

2.3 Permasalahan Budidaya Lebah Madu
Hasil identifikasi permasalahan yaitu lebah yang menjadi responden menunjukkan bahwa ada enam kategori permasalahan dalam budidaya lebah A. Mellifera dan Lebah Trigona, yaitu persoalan pakan, dana, penyuluhan, pembinaan teknis, bibit/induk ratu, dan hama. Di antara permasalahan tersebut, keterbatasan ketersediaan sumber pakan menduduki urutan pertama, yaitu dikemukan oleh 78,13% responden, diikuti selanjutnya masalah keterbatasan dana atau permodalan pada urutan kedua (59,38% responden. (Salmah, S.1992).
Yang sering menjadi hama bagi lebah Trigona adalah semut yang mengerumuni sarang hingga masuk ke dalam sarang yang tidak lain gangguan semut adalah memakan telur lebah, dan memakan madu yang terdapat dalam sarang.

2.4 Persyaratan Budidaya Lebah Madu
Slawi. 2008. Menuliskan berhasil tidaknya budidaya lebah madu tergantung dari :
1. Ada sumber makanan ( madu / bunga, tepungsari / pollen / bunga) ada tanaman berbunga
2. Bibit lebah madu yang baik, yaitu anggota koloni banyak  dalam datu stup / sarang minimal 6 sisiran dan pejantan jumlahnya sedikit ( < 100 ekor )
3. Pembudidaya / peternak ( orang yang bersangkutan )
4. Pemberian tambahan makanan pada saat perubahan cuaca.
Dalam pembuatan Stoep bahan stoep yang baik dari kayu yang sudah kering dan tidak berbau menyengat, hal ini menghindari pindahnya koloni lebah karena tidak betah dan pengaruh dari kayu tersebut, intinya menggunakan kayu apa saja yang penting tidak berbau yang menyengat dan mengganggu koloni lebah.
Slawi. 2008. Juga menuliskan cara pemindahan lebah madu ke dalam stoep diantaranya adalah :
1. Dari glodok/klutuk (batang kelapa yang dibuat rongga/lubang)
a). Pada umumnya lebah menyenangi tempat dibagian atas pada  sebuh klutuk dan gelap.
b). Dalam satu klutuk bisa lebih dari 1 sarang atau koloni.
c). Untuk memindahkanya, ambil klutuk yang bagian atas (yang ada lebahnya) dengan perlan-pelan dan sebelumnya stoep disiapkan terlebih dahulu ditempatkan pada suatu tempat (hanya bagian kotak utamanya dan tutut atas), untuk frame diambil 2 atau 3 saja.
d). Setelah Stoep siap, klutuk yang telah diambil dibuka dan dibalik pelan­pelan tepat dibawah stoep dan dengan pelan dan halus  klutuk diketuk­ketuk untuk mempercepat pemindahan lebah tersebut kedalam stoep.
e). Supaya betah diberi makanan tambahan berupa cairan gula  pasir/gula jawa.
2. Dari alam/rumah/koloni alami (pohon, gua/gorong-gorong, rumah penduduk)
a). Dalam rongga pohon yang menghadap /berada di atas
·      Dalam hal ini apabila pohon tersebut bagian atasnya tidak berlubang. Untuk ini dibuat lubang kecil dengan garis tengah 1 cm yang tepat dibagian bawah sisiran ini dan ini perlu diukur terlebuh dahulu beberapa kedalamannya/terdapatnya koloni.
·      Setelah terbuat lubang kecil dengan diameter 1 cm maka kita sediakn besek kecil/pithi dan bagian atasnya diolesi cairan gula atau madu, kemudian ditutupkan tepat menutupi lubang kecil  tersebut.
·      Agar lebah pindah dari sarangnya kita ganggu sedikit dengan asap obat nyamuk atau rokok lebah akan lari mencari yang gelap dan ke atas. Karena pada lubang bagian atas ditutup besek kecil yang gelap.
·      Setelah terkumpul didalam besek, bisa langsung dipindahkan ke stoep yang tersedia. Cara hampir sama dengan pemindahan  dari klutuk, hanya berbeda pada waktu membalik. Besek dibalik langsung di bawah stoep. Ada bagian yang ditindih stoep. Sisiran yang ada di rongga pohon sebagian diambil dan diikatkan pada frame yamg kosong dari stoep yang baru.
·      Selanjutnya setelah seluruh lebah berpindah semuanya dengan hati­hati stoep dipindahkan ketempat yang telah tersedia.
·      ]selama 3 hari diberi makanan tambahan
b). Dari gua, gorong-gorong dan rumah penduduk.
·         Pada prinsipnya sama dengan pemindahan dari rongga-rongga pohon
·         Selama 3 hari diberi makanan tambahan

Usahakan pemindahan lebah dilaksanakan setelah matahari terbenam, sehingga semua koloni lebah sudah berada dalam sarangnya.



BAB. III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ini dilaksanakan Tanggal 30 November 2014, pukul 7:30 - selesai, 12 Desember 2014, Pukul 14:00 - selesai, 14 Desember 2014, pukul 7:30 – selesai, bertempat Desa Keru. Kecamatan Narmada.
3.2 Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum HHBK ini adalah :
3.2.1 Alat
1. Parang
2. Kawat
3. Gergaji
4. Sendok dapur
5. Pisau
6. Mangkuk besi
7. Timbangan

3.2.2 Bahan
1. Papan stoep
2. Bambu

3.3 Prosedur Kerja
Adapun cara kerja untuk mengetahui Budidaya Lebah Madu dalam praktikum ini adalah :
1. Disiapkan bambu yang sudah berisi lebah madu. Yang diambil dari hutan atau tempat budidaya.
2. Dibelah dua atau bambu dipotong menjadi dua belahan dengan parang atau gergaji sampai terbelah dua hingga kelihatan madu dan koloni lebah.
3. Siapkan Stoep untuk tempat pemindahan ratu lebah
4. Dalam bambu tersebut dicari ratu lebah, kemudian langsung dipindahkan ke dalam stoep berserta telur-telur lebah yang dilakukan dengan pelan-pelan dan hati-hati.
5. Pengambilan madu dilakukan dengan menggunakan sendok dapur dan pisau dengan mengiris atau memotong sarang pada bagian yang keras namun dilakukan dengan hati-hati Dan madunya dipindahkan ke dalam mangkuk yang telah disiapkan.
6. Setelah itu potongan bambu disatukan lagi dan diikat dengan kawat. Sedangkan Stoep ditimbang  terlebih dahulu untuk mengetahui berat awal stoep dan koloni lebah.
7. setelah pemindahan ke stoep dan bambu sudah disatukan lagi, maka ditaruh ketempat semula.
8. Sedangkan pemanenan madu dilakukan dengan menggunakan sendok dapur dan pisau.
9. Tempat penampungan sementara madu yang sedang dipanen adalah wadah atau mangkuk/panci.





BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar Dan Keterangan
Gambar 1. Pembelahan bambu
Ketengan : Gambar saat pembelahan bambu dengan parang

-          Pembahasan
Pembelahan bambu sebenarnya dilakukan oleh dua orang yaitu dua orang, dengan pembagian kerja sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Pembelahan bambu dilakukan dengan menggunakan parang, dengan cara membelah bambu menjadi dua bagian dari arah diameter bambu. Pemotongan dilakukan dengan hati-hati karena untuk menjaga telur dan ratu lebah di dalam bambu. Lebah Trigona berukuran tubuh yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu agresip sehingga dalam pembelahan bambu atau sarang lebah tidak ada yang disengat.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa bambu dengan ukuran yang besar cendrung sulit untuk terbelah maka dari itu digunakan keterampilan dalam membelah sehingga lebah dalam bambu tidak mati dan telur lebah terjaga.










Gambar 2. Pemanenan
Keterangan : pemanenan lebah madu

-          Pembahasan
Pemanenan madu dilakukan oleh satu orang yang bertugas memindahkan atau mengambil madu dengan sendok dapur, pisau dan wadah/manguk penampung madu. Pemanenan madu benar-benar dilakukan dengan hati-hati karena telur lebah, Ratu lebah dan semua koloni masih terdapat di dalam sarang tempat madu yang akan dipanen. Cara pemanenan adalah dengan mengiris atau memotong sarang pada bagian yang keras dengan pisau sedangkan madu yang keluar diambil dengan menggunakan sendok dapur.
Sihombing, D.T.H. 1997 menuliskan bahwa pemanenan madu dapat dilakukan pada akhir musim kemarau hingga awal musim penghujan, karena pada musim kemarau lebah-lebah pekerja mengumpulkan nektar dari bunga yang ada di sekitar sarang. Pada umumnya bulan-bulan panen ini berkisar antara September sampai dengan Desember setiap tahunnya.
Namun pada lebah madu Trigona tidak ada batasan atau tenggang waktu yang dipenuhi untuk waktu pemanenan karena lebah madu Trigona selalu mempunyai madu tiap musinnya atau tiap bulannya.





Gambar 3. Pemindahan
Keterangan : Pencarian ratu lebah

-          Pembahasan
Pemindahan dilakukan oleh dua orang, yang satu orang bertugas membuka dan memegang stoep tempat pemindahan dan satu orang lagi bertugas memindahkan ratu lebah madu dari bambu ke stoep, pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati karena telur dan semua koloni akan dipindahkan juga sesaat setelah dipindahkannya ratu.
Namun sebelum itu dapat dilihat pada gambar dalam pemindahan harus dicari ratu lebah dulu, karena diketahui bahwa semua koloni mengikuti ratu lebah sehingga kalau ratu lebah dipindahkan ke stoep maka koloni lebah mengikutinya dan masuk ke dalam stoep juga.









Gambar 4. Pemindahan
 
Keterangan : Pemindahan ratu dan lebah koloni ke stoep

-          Pembahasan
Setelah dipindahkannya ratu lebah dan semua telur beserta koloni lebah, bambu tempat semula lebah bersarang diikat atau disatukan kembali seperti semula dengan kawat perekat. Sedangkan stoep tempat dipindahkannya koloni lebah ditutup rapat kembali seperti semula. Setelah itu bambu dan stoep tempat lebah madu ditempatkan pada tempat semula.
Untuk pembuatan atau kayu tempat lebah madu adalah memperhatikan bahan stoep yang baik dari kayu yang sudah kering dan tidak berbau menyengat, hal ini menghindari pindahnya koloni lebah karena tidak betah dan pengaruh dari kayu tersebut, intinya menggunakan kayu apa saja yang penting tidak berbau yang menyengat dan mengganggu koloni lebah.



BAB. V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum HHBK ini adalah :
1. Pemindahan dilakukan oleh dua orang yang bertugas memindahkan ratu lebah madu dari bambu ke stoep, pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati karena telur dan semua koloni akan dipindahkan juga sesaat setelah dipindahkannya ratu.
2. Cara pemanenan adalah dengan mengiris atau memotong sarang pada bagian yang keras dengan pisau sedangkan madu yang keluar diambil dengan menggunakan sendok dapur.
3. Pembelahan bambu dilakukan dengan menggunakan parang, dengan cara membelah bambu menjadi dua bagian dari arah diameter bambu. Pemotongan dilakukan dengan hati-hati karena untuk menjaga telur dan ratu lebah di dalam bambu.
4. yang secara umum menjadi hama bagi lebah adalah semut yang mengerumuni sarang hingga masuk ke dalam sarang yang tidak lain gangguan semut adalah memakan telur lebah, dan memakan madu yang terdapat dalam sarang.

5.2 Saran
1. Sering terdapat tidak konsistennya waktu, maka dari itu agar tetap konsisten dalam waktu, tempat, dan jadwal praktikum.
2. Sebaiknya praktikum dilakukan sebelum Mid semester.
3. Saran untuk praktikan atau yang terkait dengan praktikum HHBK agar menjaga kebersihan dan ketertiban dalam lapangan tempat praktikum.






DAFTAR PUSTAKA
Andalas.Slawi. 2008. Lebah Madu. Tim pelatihan budidaya lebah madu. tegal
Hamzari. 2007. Jurnal: Identifikasi Tanaman Obat-obatan Yang Dimanfaatkan Oleh
Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-tabo. Universitas Tadulako. Palu..
Kuntadi. (2008). Langkah-langkah memaksimalkan produksi dan produktivitas koloni lebah
madu. Makalah Gelar Teknologi tanggal 5-6 November 2008 di Padang Pariaman.
Sumatera Barat. Pusat Peneltian dan pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.
Bogor.
Salmah, S. (1992). Lebah, pengembangan dan pelestariannya. (Pidato pengukuhan Guru
Besar Tetap Ilmu Biologi). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas.
Sihombing, D.T.H.2005.Ilmu Ternak Lebah Madu.Gajah Mada University Press, Bulak
Sumur Jogjakarta.
Sihombing, D.T.H.1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gajah Mada University Press.Jogjakarta.


mohon maaf kepada teman-teman yang mendownload atau mengcopy  laporan ini karena tidak terlalu lengkap dan gambar yang disediakan sering error