Minggu, 15 Juni 2014

Dasar-dasar Manajemen Planning (perencanaan)



DASAR-DASAR MANAJEMEN
Planning (perencanaan)



 


Oleh



                                             DONY SUDIARTA PRATAMA (C1L013025)







PROGRAM STUDI KEHUTANAN
UNIVERSITAS MATARAM 2014





BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Manajemen merupakan pengaturan, penggunaan atau pengalokasian sumber daya untuk mencapai suatu tujuan secara efisien dan efektif. Dalam mencapai tujuan manajemen memiliki fungsi dalam setiap tahapan yang akan dilakukan. Fungsi-fungsi yang digunakan diantaranya : Planning (perencanaan), Organizing (peng-organisasian), Actuating (pelaksanaan), Controling (pengendalian) dan evolution.
Dalam Planning atau perencanaan, setiap organisasi membuat suatu rencana tentang program kerja organisasi seperti, penetapan visi dan misi, perencanaan pengalokasian/pengaturan sumber daya manusia, modal dan sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Setelah memiliki perencanaan yang matang, organisasi tersebut perlu melakukan yang disebut dengan organizing atau peng-organisasian, dalam peng-organisasian dilakukan pembagian tugas dari setiap anggota yaitu melakukan perincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan secara merata dengan kemampuan yang dimiliki setiap anggota agar organisasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Setelah kedua fungsi di atas terdapat fungsi Actuating atau pelaksanaan. Pelaksanaan ini merupakan inti dari berjalannya suatu organisasi, setiap anggota bergerak bekerja mengusahakan untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan, dalam hal ini sangat dibutuhkan kepemimpinan atau leadership untuk mengurus (memimpin, mencapai, dan memerintah) setiap anggota untuk mencapai tujuan dari organisasi. Dan yang terakhir adalah Controling atau pengendalian. Pengendalian merupakan kegiatan untuk memantau berjalannya kegiatan atau pekerjaan yang telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atas tercapainya tujuan organisasi dan melakukan korektif terhadap kemungkinan penyimpangan yang dilakukan.
Berdasarkan fungsi-fungsi manajemen di atas kami akan membahas salah satu dari fungsi manajemen yaitu Actuating atau pelaksanaan. Dalam makalah ini akan membahas Actuating atau pelaksanaan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli yang membahas tentang fungsi-fungsi manajemen.
2.      Tujuan
3.      Tinjauan Pustaka  
3.1.George R. Terry
Menurut artikel yang di akses pada situs web studimanajemen.blogspot.com, yang dikemukakan oleh George R.Terry “Actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif”.
3.2.Menurut James A.F. Stoner
Menurut artikel yang di akses pada situs web studimanajemen.blogspot.com “Memimpin (to lead) menunjukan bagaimana para manajer mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya, menggunakan orang lain untuk melaksanakan tugas tertentu, Dengan menciptakan suasana tepat, mereka membantu bawahannya bekerja sebaik mungkin”.
3.3.Menurut Harold Koontz & Cyril O’Donnel
Menurut artikel yang di akses pada situs web apriedwor.blogspot.com “Actuating adalah  hubungan  antara  aspek-aspek  individual  yang  ditimbulkan  oleh adanya  pengaturan  terhadap  bawahan-bawahan  untuk  dapat  dipahami dan  pembagian  pekerjaan  yang  efektif  untuk  tujuan  perusahaan  yang nyata”.
 


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Actuating
Dari setiap pendapat yang dikemukakan oleh setiap ahli dalam fungsi manajemen, ternyata tidak semua menggunakan Actuating atau pelaksanaan dalam fungsi-fungsi manajemen. Namun masih memiliki tujuan dan maksud yang hampir sama dengan Actuating seperti : 1. to lead atau memimpin 2.
Actuating yang berarti pelaksanaan atau penggerakan dalam hal ini adalah memberi motivasi dari rencana yang sudah di buat. terdapat berbagai hal penting yang harus di perhatikan pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar seseorang melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seseorang akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1.1  Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
1.2  Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
1.3  Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting,atau mendesak,
1.4  Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
1.5  Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
Itu juga ada Directing yaitu pemberian bimbingan dan pengarahan  yang sebenarnya setelah  kita ananalisis  semua itu ada di dalam proses actuating atau tata cara pelaksanaan. pelaksanan juga ara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1.1  Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :   
1.1.1.      Tugas itu sendiri
1.1.2.      Tugas lain yang ada hubungannya
1.1.3.      Ruang lingkup tugas
1.1.4.      Tujuan dari tugas
1.1.5.      Delegasi wewenang
1.1.6.      Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
1.1.7.      Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.
1.1.8.      Perintah

1.2  Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
1.2.1. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.
1.2.2. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
1.2.3. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.

1.3  Delegasi Wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya. 
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.